Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Tuesday, May 4, 2010

Patrialis Akbar, Setiap Orang Yang Pernah Masuk Penjara Akan Jera

WAWANCARA bersama Men­teri Hukum dan HAM, Pat­rialis Akbar

Koruptor di Indonesia sangat beruntung. Bila di Cina, para penilep uang rakyat dihukum mati, di sini maksimal hanya dijatuhi hukuman penjara.

Bahkan, pemerintah menye­dia­kan lapas (lembaga pe­ma­sya­rakatan/LP) khusus bagi mereka. Le­taknya di dalam LP Cipinang, Jakarta Timur.

Keberadaan lapas khusus korup­tor ini sempat dikecam oleh ak­tivis antikorupsi. Mereka me­ng­anggap pemerintah meng­is­ti­mewakan koruptor. Tapi, pe­me­rintah tetap bersikukuh mem­ba­ngun lapas khusus itu. Akhir bu­lan lalu, Men­teri Hukum dan HAM Pat­rialis meresmikan lapas itu.

Di sela-sela peresmian, Pat­ria­lis sempat berbincang-bincang de­ngan Anggodo Widjojo. Ang­godo adalah adik buronan KPK Anggoro Widjojo dalam kasus ko­rupsi pengadaan alat komu­ni­kasi di Kementerian Kehutanan. Anggodo dijebloskan ke LP Ci­pinang setelah ditetapkan sebagai oleh KPK karena menghalang-halangi penyidikan.

Apa alasan pemerintah “meng­is­timewakan” narapidana ko­rup­si? Berikut penjelasan Menteri Hu­kum dan HAM Patrialis Akbar ke­pada Rakyat Merdeka.

Kenapa Kementerian Hukum dan HAM membuat Lapas khusus untuk koruptor?
Kami memang telah me­res­mikan Lapas Tipikor di ling­kung­an Lapas Cipinang yang memang di­khususkan untuk tahanan tin­dak pidana korupsi. Sejak di­res­mikan, sekitar dua puluh tahanan korupsi sudah dipindahkan ke la­pas ter­sebut, salah satunya Ang­godo.

Kami banyak mendapatkan masukan dari masyarakat. Kami ingin para koruptor tetap diper­la­kukan secara manusiawi, se­hingga tidak mungkin dicampur de­ngan pelaku kriminal seperti pem­bunuh, pemerkosa dan te­roris. Apalagi, sejauh ini belum ada jaminan keselamatan untuk ko­ruptor, jika digabung bersama pe­laku kejahatan lain.

Adanya lapas khusus koruptor me­nimbulkan kesan pemerintah mengistimewakan para pelaku korupsi?
Tidak ada yang kami perla­ku­kan istimewa. Semua orang yang menjalani masa tahanan, baik ka­rena korupsi, mencuri, mem­bu­nuh dan lain tujuannya adalah untuk efek jera.

Selain pertimbangan kese­la­matan, mayoritas tahanan korupsi usianya sudah tua-tua dan kese­hatannya mudah terganggu.

Saya kira kita tidak boleh menampik bahwa sebagian besar dari para koruptor itu sudah ba­nyak yang berbakti kepada bang­sa dan negara.

Tidak sedikit tahanan korupsi ditahan padahal sebenarnya tidak pernah menikmati uang dari hasil korupsi. Mereka dipenjara karena karena melakukan kesalahan da­lam pengambilan kebijakan yang menyebabkan kerugian negara.

Apakah ada fasilitas berbeda antara lapas khusus koruptor de­ngan lapas biasa?
Lapas tipikor masih baru jika di­banding dengan lapas atau rutan lainnya. Sebetulnya sama saja dengan lapas lain. Hanya na­manya aja yang yang berbeda, seperti juga dengan Lapas Anak, La­pas Nakotika.

Fasilitas yang akan diberikan kepada para tahanan di Lapas Ko­ruptor tidak berbeda dengan ta­nahan di Lapas yang lain. Mung­kin yang berbeda jumlah napi yang ditempatkan dalam kamar. Kalau di lapas lain, satu kamar untuk sekian orang, tetapi Lapas Ti­pikor, saat ini satu kamar untuk satu orang. Tetapi nanti kalau penghuninya banyak. Satu kamar bisa sampai tiga orang karena memang kamar yang ada di lapas ini didesain untuk empat orang.

Apakah semua tahanan untuk tindak pidana koruptor akan di­pindah ke lapas tersebut, ter­ma­suk Aulia Pohan?
Semua yang akan menjadi peng­­huni lapas Tipikor tentunya yang terkait dengan tindak pidana korupsi. Siapa pun yang sudah mendapatkan kepastian hukum terhadap kasusnya, semua akan di­masukan ke lapas tersebut. Un­tuk sekarang belum, karena me­nunggu proses pemindahan.

Banyak yang menilai pem­buat­an Lapas khusus koruptor me­nye­babkan tahanan korupsi sulit dikontrol. Bagaimana tanggapan Anda?
Lapas umum dengan—lapas ti­pi­kor memiliki pengamanan yang berbeda. Di lapas tipikor, sistem keamanan diperlakukan lebih ketat. Artinya, para napi yang ada di dalam tidak akan mudah untuk ke­luar-masuk seenaknya.

Jika para tahanan korupsi di­perlakukan berbeda, banyak yang khawatir tidak akan menim­bul­­kan efek jera. Tanggapan Anda?
Saya kira tidak perlu khawatir karena tidak ada yang istimewa dalam lapas tipikor. Fasilitas yang diberikan sama dengan lapas lainnya. Perbedaan hanya jumlah penghuni dalam satu kamar. Tapi itu bukan keistimewaan, melain­kan menyesuaikan dengan kon­disi para tahanan korupsi yang umumnya sudah berusia tua se­hingga masalah kesehatan harus diperhatikan.

Siapa bilang dipenjara enak. Semua penjara itu tidak enak. Sa­ya kira setiap orang yang per­nah masuk penjara akan jera dengan tin­dakannya. Hidup mereka tidak bebas, tinggal di balik jeruji de­ngan segala keterbatasan. Ke­bebasan dibatasi oleh besi-besi besar yang ada di kamar.

Saya berharap lapas menjadi tempat untuk seseorang me­re­nung dan bertobat atas kesalahan yang telah diperbuat.

Selama menjadi menteri, Anda ter­lihat paling sering mengurusi la­pas sehingga terkesan kerja Menteri Hukum dan HAM hanya mengurusi lapas...
Saya kira penilaian itu tidak be­nar. Memang saya akui saya sering melakukan sidak ke lapas-la­pas, tetapi tidak itu saja yang ka­mi urusi. Banyak program ker­ja yang telah Kementerian Hu­kum dan HAM capai. Mi­salnya da­lam bidang AHU (Ad­mi­nistrasi Hukum Umum—red), ka­mi sudah mengangkat sekitar 300 notaris, sistem administrasi Kementerian Hukum dan HAM yang bisa diakses dari seluruh wila­yah tanah air dan mem­be­rikan status penduduk sebagai war­ga negara Indonesia yang sta­tusnya bermasalah.

Di bidang Imigrasi, kami mem­berikan paspor gratis untuk tenaga kerja Indonesia, perbaikan pelayanan paspor. Kini paling lama empat hari paspor sudah se­lesai. Banyak program lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu. Tidak benar dong,kalau kami hanya dinilai ha­nya fokus mengurusi penjara.

sumber: rakyatmerdeka.co.id Selasa, 04 Mei 2010

No comments:

Post a Comment