Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Monday, January 28, 2013

Lapas Sukamiskin setelah Ditetapkan sebagai Objek Wisata Sejarah

Bandung

Pius Harjadi dan kamar tahanan Bung Karno (jpnn.com)
PENJARA Sukamiskin ditetapkan sebagai Lapas Pariwisata pada 8 Oktober 2012. Sejak itu, masyarakat umum diperbolehkan keluar masuk kompleks lapas tersebut seperti halnya memasuki museum atau objek wisata sejarah lainnya. Masyarakat bisa menyaksikan dari dekat kondisi penjara yang dibangun pada masa penjajahan Belanda itu. Terutama sel tahanan yang pernah dihuni Presiden Soekarno.

Kamar bersejarah tersebut memang menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengunjungi Lapas Sukamiskin. "Baru kali ini saya bisa melihat langsung kamar tahanan yang pernah dihuni Bung Karno," ujar Lahasani, seorang pengunjung yang ditemui Jawa Pos, Rabu malam (16/1).

Sekilas, tampilan sel Bung Karno tidak jauh berbeda dari kamar narapidana (napi) lainnya. Cat putih mendominasi kamar berukuran 3,2 x 2,5 meter tersebut. Hingga kini, kondisi sel itu masih terus disempurnakan. Sebagai salah satu ikon wisata, pihak lapas menginginkan tampilan kamar tersebut layak "jual". Tidak acak-acakan dan apa adanya. Tapi, mereka tetap mempertahankan bentuk aslinya.

"Kamar tersebut tidak boleh ditempati napi lain. Jadi, hanya Bung Karno yang pernah menempati kamar itu," ungkap Kakanwil Kemenkum HAM Jawa Barat I Wayan K. Dusak.

Karena tidak pernah ditempati napi lain, kamar tersebut dijamin masih menyisakan "jejak-jejak" Bung Karno. Sel itu dihuni Bung Karno mulai 22 Desember 1930 hingga 9 Desember 1931 atau satu tahun kurang 13 hari. Di dalamnya terdapat tempat tidur lipat yang kondisinya sudah lusuh. Kemudian, sebuah meja dan kursi bundar yang dipakai Bung Karno untuk bekerja. Di atas meja juga ada piring aluminium.

Kisah tentang piring "mahal" tersebut ditulis Bung Karno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat. Di buku tersebut ditulis bahwa dengan piring sederhana itulah dulu proklamator RI tersebut antre menunggu giliran untuk mendapat jatah makan.

Tepat di atas meja, terdapat lemari pakaian yang menempel di dinding. Dulu, selain di atas meja, lemari dengan ukuran yang sama dipasang di atas tempat tidur. Namun, kini lemari itu sudah tidak ada. Yang tersisa tinggal lubang bekas lemari. "Sebelah sini nanti dipasang tulisan Indonesia Menggugat," ungkap Pius Harjadi, kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan (Kasi Bimkemas) Lapas Sukamiskin, sambil menunjuk dinding yang bakal dipasangi tulisan itu.

Tulisan Indonesie Klaagt Aan atau Indonesia Menggugat merupakan judul pleidoi (pembelaan) Bung Karno saat menjalani sidang di depan mahkamah Belanda. Pleidoi penuh emosi itu membuat pemerintah kolonial marah. "Itu penting untuk mengingatkan generasi sekarang dan yang akan datang," ujar Pius.

Kemudian, di atas lemari pakaian, lambang burung Garuda dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang sedikit rusak juga dibiarkan apa adanya. Selain itu, ada bendera Merah Putih dengan ukuran tidak begitu besar di samping kiri meja.

Di kamar itu juga terdapat rak dengan 12 buku karya Bung Karno. Di atasnya ada sebuah poster bergambar presiden pertama RI itu yang dibingkai sederhana. Di dalam poster ada tulisan tentang perilaku Bung Karno selama di tahanan. Yakni, Soekarno "Menipu" Dengan Telur dan Strategi Bung Karno Dengan Al Qur'an.

"Waktu di penjara, teknik dan strategi "menipu" itu digunakan Bung Karno untuk berkomunikasi dengan pengikutnya di luar," lanjut Pius.

Misalnya, saat Bung Karno menerima telur asin. Itu berarti ada kabar buruk yang menimpa rekan-rekannya di luar tembok penjara. Ketika ada kiriman Alquran pada 24 April, itu berarti Bung Karno harus membuka halaman 4 (April). Di barisan 24 terdapat tulisan dengan huruf seperti braille.

Selain benda-benda bersejarah itu, ruangan tak begitu besar tersebut menyimpan sebuah kursi rotan yang konon dipakai Bung Karno untuk bersantai. Ada pula sebuah kloset duduk untuk buang hajat.

Untuk memudahkan pengunjung mengetahui letak kamar tahanan istimewa tersebut, di depan pintu bagian atas terdapat tulisan TA01 yang merupakan kependekan dari Timur Atas 01 yang berarti letak sel itu. "Tidak semua orang bisa masuk kamar Bung Karno," jelas Pius.

Hanya mereka yang sudah memiliki izin dari pihak berwenang yang bisa masuk. Pengunjung umum yang mendapat izin pun dibatasi waktunya. Hanya pada Sabtu.

Selain yang berizin, pengunjung umum atau napi yang penasaran hanya bisa melihat dari luar kamar tahanan itu. "Kami tak ingin peninggalan sejarah ini rusak karena orang bebas keluar masuk kamar ini," tegas Pius.

Memang, tidak semua utuh seperti aslinya. Ada beberapa ornamen yang diperbarui. Misalnya, poster Bung Karno dengan keterangan terkait dengan penahanannya di Lapas Sukamiskin. Dulu "penanda" tersebut tidak ada.

Kamar Bung Karno merupakan kamar terluas di Lapas Sukamiskin. Kamar itu memiliki dua pintu dan dua jendela. Dua jendelanya menghadap ke arah matahari terbit. Sedangkan kamar napi lain tak ada yang seistimewa itu. Kebanyakan hanya memiliki sebuah jendela dan pintu. Rata-rata ukurannya juga hanya  2,5 x 2,5 meter. Bahkan, ada yang lebih kecil, sekitar 1,6 x 2,5 meter.

Kompleks Lapas Sukamiskin memiliki arsitektur modern yang dirancang arsitek Belanda Prof Ir Charles Prosper Wolf Schoemaker. Kontraktor yang membangun adalah Lim A Goh, keturunan Tiongkok. Penjara itu mulai digunakan pada 1924. Saat penjajahan Jepang, sang arsitek dan kontraktornya sempat merasakan pengapnya penjara tersebut.

Luas lahan Lapas Sukamiskin sekitar 6 hektare. Empat hektare untuk perkantoran dan kamar hunian yang terbagi atas empat blok. Yakni, barat, timur, utara, dan selatan. Lapas itu dibangun dua lantai dengan kapasitas 547 penghuni.

Menurut Pius, hingga kini sudah ada lima kelompok wisatawan dari dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Lapas Sukamiskin. Selain bisa melihat kamar bersejarah, para pengunjung dapat melihat masjid dan gereja peninggalan penjajah di kompleks itu. Juga, ada percetakan kuno dengan mesin cetak yang berusia lebih dari seratus tahun. Mesin cetak tersebut dipakai untuk mencetak buku register yang didistribusikan ke lapas dan rutan di seluruh Indonesia.

Para wisatawan juga bisa melihat bengkel kerja dan ruang pamer hasil karya para napi. Ada hasil percetakan, kaligrafi, handicraft, sablon, hasil pertanian hingga perikanan. "Pengunjung juga bisa membeli hasil karya penghuni," kata Wayan Dusak.

Ke depan objek wisata itu dikembangkan lagi. Pengunjung tidak hanya bisa melihat artefak sejarah peninggalan Bung Karno. Pihak lapas sedang menyiapkan tempat untuk menginap di dalam penjara. Tentu tetap mempertimbangkan segi keamanannya. "Untuk menginap nanti, pengunjung ditarik biaya seperti saat menginap di hotel," ujar Dusak.

Saat ini konsep wisata unik dengan menginap di hotel prodeo tersebut sedang dimatangkan. Masyarakat yang ingin merasakan sensasi tidur bersama para napi koruptor harus menyiapkan mental, selain dana yang lebih. "Yang jelas, tarifnya tidak murah. Mungkin sekelas hotel berbintang," tandas Dusak.

sumber: jpnn.com, Sabtu, 26 Januari 2013

BACA SELENGKAPNYA......................

Kucurkan Beasiswa Anak Napi

Dirjen Pendis Kemenag, Prof. Dr. H. Nur Syam
Jakarta
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mulai memperhatikan nasib anak-anak yang orang tuanya tengah menjalani masa tahanan. Pasalnya, orang tua yang berstatus napi (narapidana) akan berpengaruh terhadap perekonomian keluarga, khususnya biaya pendidikan anak-anak.

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Nur Syam menegaskan, masa hukuman yang harus dijalani oleh orang tua di lembaga pemasyarakatan (lapas) mempengaruhi kondisi ekonomi keluarga. Apalagi bagi keluarga yang banyak menempatkan orang tua laki-laki sebagai sumber penghasilan keluarga.

”Nah kondisi itulah yang coba kita perhatikan. Bahwa anak-anak dari keluarga napi tak boleh dilupakan. Mereka butuh perhatian serupa,” ujarnya di kantor Kemenag Jakarta, Jumat, (25/1).

Menurutnya, tak sedikit anak dari keluarga napi yang harus bermasalah dalam pendidikan. Padahal banyak dari anak-anak itu yang sesungguhnya berprestasi. Mereka memiliki kecerdasan akademis yang tak bisa diremehkan.

Tak itu saja, lanjut dia, beban ekonomi keluarga tersebut menyeret anak-anak dari keluarga napi harus terjerat masalah lain seperti eksploitasi dan bekerja pada usia yang sangat muda hingga dapat terjerumus pada persoalan baru. ”Kalau itu dibiarkan, maka kemiskinan dan kebodohan baru bakal tercipta. Harus dientaskan persoalan ini,” pungkasnya.

Kemenag, imbuh dia, telah merencanakan pemberian beasiswa terhadap anak-anak keluarga napi. Ini selama anak-anak itu bersekolah di madrasah atau sekolah keagamaan lainnya. Targetnya, beasiswa tersebut dapat dikucurkan mulai tahun ini.

Untuk tahap awal, Nur Syam memastikan lebih diutamakan pada Lapas Cianjur. Karena pada lapas itu terdapat pondok pesantren (ponpes) yang digunakan bagi anak-anak keluarga napi. ”Ini pilot project. Jika ini berhasil, maka tahun depan bakal digelontorkan bagi semua lapas,” ujarnya.

Skema yang diterapkan akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Yang pasti, kata Nur Syam, pihaknya memiliki dana cukup besar untuk merealisasikan program ini.

Saat ini, ada sekitar 2.000 beasiswa miskin yang bisa digunakan di Ditjen Pendidikan Islam. Beasiswa ini menjadi bagian dari program perluasan pendidikan melalui perluasan akses.

”Besarannya nanti tergantung tingkatan, Rp 550 ribu untuk Ibtidaiyah dan Rp 750 ribu untuk Tsanawiyah," jelasnya.

Menteri Agama Suryadharma (SDA) menambahkan, beasiswa ini akan diberikan selama satu tahun penuh. Pada tahun berikutnya akan terus diperbaharui. Hal ini disesuaikan dengan sistem penganggaran di Kemenag. ”Tiap tahun diperbaharui, kita tidak bisa memutuskan lima tahun berturut-turut, karena anggaran kita kan pertahun,” kata Suryadharma.

sumber: jpnn.com, Sabtu, 26 Januari 2013

BACA SELENGKAPNYA......................

Ermalena: Urgen, Pendidikan Agama di Lapas

ilustrasi
Mataram
Moralitas adalah salah satu kunci peradaban. Karena itu, pembangunan akhlak karimah dan pendidikan agama sangat perlu dioptimalkan tak hanya di masyarakat umum, tapi juga di Lembaga Pemasyarakatan (lapas).

Demikian dikemukakan Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Ermalena Muslim, dan Ketua Angkatan Muda Kakbah Joko Purwanto, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhir pekan lalu.

"Sebab, lapas bukan tempat peningkatan kualitas dan pendidikan kemampuan para penjahat untuk menjadi penjahat kelas kakap, tetapi merupakan institusi perbaikan akhlak bagi para penghuninya. Penghuni lapas atau narapidana, tidak dididik untuk meningkatkan kualitas kemampuan dalam berbuat jahat," ujar Ermalena.

Dia mengatakan, oleh masyarakat, lapas selama ini memang dikesankan dan bahkan diberi label sebagai lembaga peningkatan kemahiran bagi napi dalam berbuat kriminal. "Sejatinya, tentu tidak demikian," ucapnya. Dia pun mencontohkan Lapas Cianjur, Jawa Barat, yang dihuni 857 orang.

Penghuni sebanyak itu, tutur dia, kini sudah mengikuti pendidikan keagamaan dalam bentuk pondok pesantren. "Penghuni di lapas ini, ikut mengaji dan kegiatan keagamaan lainnya. Seusai menjalani hukuman, mereka diharapkan dapat memberi keteladanan di tengah masyarakat," kata Ermalena.

Dia pun menaruh empati kepada para penghuni lapas. "Kita berharap, kegiatan di lapas ini dapat dijalani dengan baik. Di mana, aktivitas keagamaan semacam pesantren juga dapat diikuti dengan baik," ujarnya.

Dia pun mengapresiasi pimpinan LP Cianjur Tri Saptono, yang telah menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren di lapas. Para ulama dan ustadz, lanjut dia, dilibatkan di LP untuk membina para penghuninya itu.

"Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Karena itu, kita berharap perilaku para napi dapat berubah, karena Tuhan maha pengampun. Di hadapan Tuhan, tak satu pun perbuatan buruk atau kesalahan yang tidak terlihat jejaknya. Karena itu, mengubah diri ke arah lebih baik dalam kehidupan ini akan memberikan hidup lebih bermakna," ujarnya.

Sementara itu, Joko Purwanto yang juga Wakil Sekjen DPP PPP, memuji langkah Kemenag mengapresiasi dan menjadikan kegiatan pondok pesantren di lapas sebagai percontohan.

"Lapas dengan segala aktivitasnya seperti yang diterapkan di LP Cianjur, perlu direspons Kementerian Hukum dan HAM," katanya.

Masyarakat, ucap Joko Purwanto, tentu menginginkan agar kegiatan pesantren di lapas ke depan dapat menjadi teladan bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di seluruh Indonesia. "Ini kegiatan positif dan perlu ditiru," ujarnya.

Dia pun mendukung Kementerian Agama yang akan membuat program pemberian santunan dan beasiswa bagi anak para napi. Bantuan diberikan kepada narapidana yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu di lembaga pemasyarakatan, khususnya pesantren seperti di LP Cianjur itu.

Pemberian bantuan itu, menurut Joko, harus dimaksudkan untuk mengurangi beban pikiran para napi selama menjalani kehidupan di lapas. "Dengan cara itu, diharapkan pemberian bantuan bagi anak napi ke depan akan memberikan manfaat. Dengan demikian, gebrakan Kemenag bisa menciptakan anak-anak napi ke depan menjadi saleh dan salehah," katanya.

sumber: suarakarya-online.com, Senin, 28 Januari 2013

BACA SELENGKAPNYA......................

Friday, January 25, 2013

Dirjen PAS Sihabuddin Mengundurkan Diri, Pengganti Dilantik Jumat

Sihabuddin (sumber: detikcom)
Jakarta
Kabar mengejutkan datang dari Kemenkum HAM. Dirjen Pemasyarakatan (PAS) Kemenkum HAM Sihabuddin dikabarkan mengundurkan diri. Sang pengganti akan dilantik pada hari Jumat 25 Januari 2013.

Sumber detikcom menceritakan, kabar soal mundurnya Sihabuddin sudah gencar sejak sepekan lalu. Namun belum jelas apa penyebab pengunduran dirinya. Sekadar informasi, Sihabudin baru akan memasuki masa pensiun tahun 2014 mendatang.

Pengganti Sihabuddin pun sudah disiapkan. Dia adalah Kepala BPSDM Kemenkum HAM M Sueb. Sementara pengganti Sueb adalah Kakanwil Kemenkum HAM Jawa Timur Ambeg Paramarta.

Agenda soal pelantikan sudah dikirim tim Humas Kemenkum HAM. Rencananya, Menkum HAM Amir Syamsuddin bakal memimpin langsung upacara pergantian pucuk pimpinan Ditjen PAS tersebut pukul 14.00 WIB di Graha Pengayoman, Kantor Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel.

Saat dikonfirmasi, sejumlah pejabat di Kemenkum HAM belum ada yang mau memberikan keterangan pasti. Sihabuddin ketika coba dihubungi, ajudannya menyebut atasannya sedang ada kegiatan.

"Bapak masih ada di Karawaci, saya nggak tahu soal informasi (mundur) itu," ujar sang ajudan.

Sementara Kepala Humas Kemenkum HAM Martua Batubara membenarkan soal agenda pelantikan. Namun soal siapa yang diganti dan penggantinya, Martua tak tahu menahu.

"Saya belum mendapat informasi soal ini sampai hari pelantikan nanti," jawab Martua saat dikonfirmasi.

sumber: detik.com, Rabu, 23/01/2013

BACA SELENGKAPNYA......................

Pengobatan Untuk Korban Banjir Penjaringan

(sumber: kemenkumham.go.id)
Jakarta
Kementerian Hukum dan HAM mengadakan aksi social dengan memberikan bantuan  pengobatan dan pemberian obat - obatan geratis kepada para korban banjir di Penjaringan Jakarta Utara pada Selasa (23/01), sebanyak 5 dokter dan 4 perawat dari Rumah sakit Lembaga Pemasyarakatan Cipinang di terjunkan untuk pemberian bantuan pengobatan dan pemberian obat – obatan geratis.

Kegiatan social ini di adakan sebagai kepedulian Kementerian Hukum dan Ham kepada Masyarakat sedang tertimpa bencana.

Masayarakat penjaringan Jakarta utara yang lebih di dominasi dari golongan ekonomi menengah kebawah sangat antusias dengan adanya bantuan pengobatan dan pembagian obat – obatan  geratis ini, karena daerah tersebut terisolir oleh genangan air yang mencapai 1 meter.

Para pasien yang datang kebanyakan para lanjut usia dan balita yang rentan terkena penyakit Influenza dan gatal – gatal, hal ini di sebabkan lambatnya genangan air yang surut, Hujan yang berkepanjangan dan makanan yang tidak terjamin kebersihannya.

Aksi social yang akan di lakukan selama lima hari ini di buka oleh Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.

sumber: kemenkumham.go.id, Rabu, 23 Januari 2013

BACA SELENGKAPNYA......................