Anggota DPR Herman Khoeron melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Tahanan (Rutan) kelas I Cirebon, Jumat (19/3). Sidak dilakukan Herman terkait dengan informasi yang diterimanya tentang adanya tindak kekerasan di rutan.
Menurut Herman, aksi kekerasan di rutan seharusnya tidak perlu terjadi kalau saja, pengawasan dilakukan dengan ketat. "Kalau pengawasan dilakukan dengan ketat, tentu tindak kekerasan seperti yang terjadi kemarin bisa diantisipasi," kata Herman seusai melakukan sidak.
Diakui Herman, kurangnya pengawasan bisa saja terjadi karena kurangnya tenaga dan sumber daya manusia di lingkungan rutan. Selain kurangnya pengawasan, tindak kekerasan bisa juga terjadi karena kurangnya upaya pembinaan. "Atau bisa juga karena tekanan atau stres para penghuni karena tempat yang berdesak-desakan, sehingga mudah sekali memicu konflik antarpenghuni," katanya.
Kepala Rutan kelas I Cirebon Zainal Arifin mengakui kurangnya pengawasan di lingkungan rutan. Menurut dia, kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang dihadapi saat itu menjadi faktor utama. "Kurangnya tenaga bukan hanya dalam soal pengawasan tetapi juga pembinaan baik ketrampilan maupun rohaninya," kata Zainal yang mendampingi Herman saat melakukan sidak.
Dikatakan Zainal, dengan jumlah penghuni 499 orang tahanan dari kapasitas 166 orang, juga menjadi persoalan tersendiri. "Sementara jumlah petugas saat ini hanya sekitar 70 orang dari jumlah ideal 150 orang. Tenaga pembina baik untuk membina ketrampilan maupun moralnya juga sangat kurang," katanya.
Sebelumnya, Ketua Koperasi Wanayatra PT. Kereta Api Daop III Cirebon, Toton Robianto yang juga tersangka dugaan korupsi dana koperasi senilai Rp 1,2 miliar, menjadi korban pengeroyokan sejumlah tahanan di Rutan Kelas I Cirebon Kamis (18/3).
sumber: pikiran-rakyat.com Jumat, 19/03/2010
No comments:
Post a Comment