Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Saturday, March 27, 2010

20 Napi Nusakambangan Salurkan Bakat Membatik

Cilacap
Sebanyak 20 narapidana Lembaga Pemasyarakatan Narkotika, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, memperoleh pelatihan seni membatik khas Banyumasan.

"Selain sebagai kegiatan bagi para narapidana, seni membatik ini kami pilih sebagai salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya bangsa," kata Kepala LP Narkotika, Marwan Adli di Pulau Nusakambangan, Jumat (26/3).

Terkait hal itu, kata dia, LP Narkotika sengaja mendatangkan instruktur seni membatik dari Griya Nareswari Purwokerto untuk memberi pelatihan bagi para narapidana selama 10 kali pertemuan yang dimulai hari ini.

Menurut dia, para narapidana yang mengikuti pelatihan tersebut telah menjalani proses penyaringan untuk mengetahui bakat masing-masing. "Dari penyaringan tersebut, kami memperoleh sebanyak 20 napi yang memiliki bakat seni lukis. Mereka menyatakan berminat mempelajari seni membatik," katanya.

Sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut, kata dia, LP Narkotika berencana menyiapkan ruangan untuk workshop membatik. Ia mengatakan, pelatihan membatik ini diharapkan dapat dijadikan bekal bagi para narapidana setelah mereka bebas dari hukuman.

Sementara itu instruktur pelatihan membatik, Dini Sukesi mengatakan, materi pelatihan diberikan mulai tingkat pengenalan hingga proses pewarnaan yang diberikan dalam 10 kali pertemuan. "Lama pelatihan dalam satu kali pertemuan, yakni dua jam. Namun kadang lebih, terutama saat praktik," katanya.

Ia mengaku optimistis para napi dapat mengikuti pelatihan tersebut karena materi yang disampaikan pernah diberikan kepada para narapidana penghuni LP Purwokerto. Menurut dia, pelatihan yang pernah diberikan bagi narapidana LP Purwokerto menunjukkan hasil yang baik.

"Ini merupakan pelatihan yang saya berikan pagi narapidana. Sebelumnya saya pernah memberikan pelatihan membatik bagi narapidana LP Purwokerto dan hasilnya cukup bagus," katanya.

Meskipun sebagian besar para narapidana LP Narkotika yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari luar Jawa Tengah, mereka tampak antusias mendengarkan penjelasan dari instruktur. Bahkan beberapa narapidana yang duduk pada deretan bangku paling belakang, sesekali tampak berdiri untuk sekadar melihat motif-motif batik yang ditunjukkan instruktur.

Kendati demikian, ada juga narapidana yang mendengarkan penjelasan instruktur sembari mencorat-coret modul pelatihan maupun buku yang disediakan LP Narkotika dengan berbagai motif batik sesuai imajinasi mereka.

Seorang napi asal Jakarta, Rivai Marlan, 45, mengaku sangat tertarik mengikuti pelatihan membatik ini meskipun beberapa istilah yang tidak dimengerti. "Saya ikut pelatihan ini karena ingin tahu bagaimana pewarnaan pada batik sehingga bisa muncul berbagai macam warna. Katanya sih pakai malam dan saya baru tahu kalau malam itu lilin," kata dia yang dihukum selama lima tahun karena kasus narkoba.

Bahkan, dia yang telah menjalani hukuman selama 1,5 tahun ini memiliki keahlian membuat relief taman dan kolam. Napi lainnya yang berasal dari Cilacap, Didiarto, 27, mengatakan, ingin mencoba membuka usaha batik setelah bebas dari hukuman. "Saya ingin belajar membatik karena senang menggambar," kata dia yang baru menjalani hukuman selama delapan bulan dari vonis empat tahun atas kasus narkotika.

sumber: mediaindonesia.com Jumat, 26 Maret 2010
Food Rules: An Eater's Manual

No comments:

Post a Comment