Warga lembaga pemasyarakatan Lapas kelas IIB Muarabulian, kemarin (27/5) heboh dengan aksi nekat seorang tahanan yang berusaha kabur ketika hendak dibawa masuk mobil jaksa.
Namun, usaha itu tak membuahkan hasil. Pasalnya, setelah sempat kabur sekitar 300 meter dari lapas, tahanan bernama Randika alias Dika (25) berhasil ditangkap para sipir dan napi yang kebetulan siang itu sedang membersihkan pekarangan lapas.
Kalapas Muarabulian, R Sunarhadi Hartadi, didampingi Kasi Pembinaan dan Pendidikan (Binadik), Iswandi, ketika dikonfirmasi kemarin membenarkan perihal aksi yang dilakukan tahanan titipan kejaksaan tersebut. Menurut dia, waktu itu Dika hendak dibawa ke mobil kejaksaan. Tapi sebelum memasuki mobil, dia berhasil memutus borgol di kedua tangannya.
Merasa memiliki kesempatan untuk kabur, Dika langsung ngacir keluar dari halaman lapas. Para petugas dari kejaksaan dan lapas yang menyaksikan hal itu tak ingin kecolongan. Mereka bersama beberapa napi dan warga sekitar berusaha mengejar.
Akhirnya, Dika berhasil ditangkap dan dibawa kembali ke tahanan. “Padahal di sini anak itu termasuk pendiam. Tapi ketika tadi mau pergi dia bersemangat sekali. Mungkin dia sudah merencanakan mau kabur,” ungkapnya.
Dika adalah tahanan kejaksaan yang sejak beberapa bulan lalu dititipkan di Lapas Muarabulian. Dia ditahan karena tersangkut kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Dia melancarkan aksi bejat itu pada tanggal 20 Desember 2009 lalu di Desa Koto Buayo, Kecamatan Batin XXIV, sekitar pukul 11.30. Dalam kasus itu Dika dikenakan pasal 81 Undang-undang RI nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
“Dia mau dibawa ke pengadilan untuk sidang tuntutan, tapi malah berusaha lari,” ungkapnya. Dari pantauan Jambi Independent yang menyaksikan peristiwa itu, antara Dika dan napi serta sipir sempat terjadi aksi pengejaran di sepanjang trotoar. Tak jauh dari lapas, dia membelok arah ke kiri jalan melintasi pekarangan rumah warga sekitar.
Tapi usaha meloloskan diri itu tak kesampaian. Dia berhasil dibekuk di belakang rumah salah seorang warga. Para napi yang ikut melakukan pengejaran bahkan tak mampu menahan emosi melihat polah Dika.
Tak pelak, beberapa kali pemuda itu harus menerima bogem mentah akibat perbuatan nekat itu. Akhirnya, niat ingin membebaskan diri itu malah menyisakan bonyok di wajahnya. “Ampun pak, saya khilaf,” rintih Dika saat menerima pukulan ke tubuhnya, sesaat menjelang dibawa kembali memasuki lapas.
“Sekarang dia kita amankan di sel tersendiri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena para tahanan yang lain mungkin masih ada yang emosi,” ungkap Iswandi.
sumber: jambi-independent.co.id Jumat, 28 Mei 2010
No comments:
Post a Comment