Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Thursday, April 8, 2010

Kidung Duka di Penjara Kalisosok

Surabaya
Awal pekan ini, warga Surabaya tersentak saat mendengar Penjara Kalisosok dirobohkan. Sayang kalau cagar budaya yang berdiri pada 1808 ini dirusak. Sebab, sejuta kisah pilu negeri ini terpateri dalam tembok 0,5 meter penjara ini.

Ya, tembok yang memagari Penjara Kalisosok itu selebar setengah meter. Bahkan, kerangka tembok bermenara pengawas ini lebarnya sampai dua meter dengan tinggi 10 meter. Namun, siapa yang percaya jika tembok setebal itu pernah dijebol akibat semangat heroisme arek Suroboyo 65 tahun silam.

Bekas lubang itu masih terlihat di dekat tikungan Jl Kalisosok Lor. Ini terlihat dari susunan batu bata yang tidak sama dari susunan luas tembok lainnya. Catatan jebolnya tembok penjara ini sebenarnya begitu mudah ditemukan di sejumlah tulisan sejarah perjuangan. Di antaranya dalam buku Kisah Perang 10 November karya Bung Tomo terbitan 1950.

Peristiwa jebolnya tembok itu terjadi sekitar Oktober 1945, atau dua bulan setelah Indonesia merdeka. Ketika itu, Jepang kalah dan Belanda siap-siap kembali ke Surabaya. Dalam bui ini ada lebih dari 2.000 penduduk pribumi yang dipenjara karena sejumlah kasus.

Namun, yang luput dari catatan, para narapidana ini diam-diam memberontak dari Penjara Kalisosok. Mereka mendirikan Lasjkar Pendjara. Anggotanya ya para narapidana. Ini melengkapi ‘kelatahan’ pemuda-pemuda kampung kala itu yang berlomba mendirikan milisi.

Lasjkar Pendjara pimpinan Mayor Dollah. “Pemimpin Lasjkar Pendjara ini adalah seorang tukang becak,” kata Ketua Pusura Kadaruslan beberapa waktu lalu. Pangkat mayor itu diberikan sendiri pada masa revolusi. Karena saat itu kepangkatan tentara bersifat sukarela. Yang berani memimpin di depan ya dapat pangkat tertinggi.

Hanya itu keterangan lisan tentang Lasjkar Penjara yang saya temukan. Dari beberapa tulisan tentang masa revolusi, saya temukan pelengkap kesaksian Cak Kadar. Ribuan pesakitan itu sempat memberontak, ketika mendengar dari luar tembok bahwa Indonesia telah merdeka, sementara Belanda bakal kembali.

Informasi ini terlambat datang ke telinga mereka dua bulan, hanya gara-gara dibatasi tembok setengah meter itu. Menurut buku Bung Tomo, tembok penjara sisi utara sempat dijebol oleh ribuan nara pidana.

Ini setelah para sipir yang dari pihak Jepang ditawan dan disekap, senjatanya dirampas. Tembok tebal itu benar-benar jebol. Dari lubang inilah seluruh penghuni penjara kabur. Mereka kemudian menjadi bagian dari pasukan yang bernaung di bawah Lasjkar Hizbollah.

Setelah itu, Kalisosok penuh lagi, namun diisi tawanan Jepang dan penduduk Eropa sebelum digiring ke Tanjung Perak.

Catatan Lasjkar Pendjara itu sebenarnya pernah ditulis dalam lempeng marmer di prasasti yang dibangun di depan pintu utama. Namun, marmer hitam itu sudah lebih dari 10 tahun dicongkel orang asing. Ini seperti melengkapi kisah tragis Kalisosok yang kini merana.

sumber: surya.co.id Kamis, 8 April 2010
Amazon Kindle Black Leather Cover w/ strap (Fits 6" Display, Latest Generation Kindle)

No comments:

Post a Comment