Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Wednesday, June 23, 2010

ODHA di Lapas Butuh Bimbingan dan Motivasi

Singkawang
Berakhirnya pendanaan dari Global Fund terhadap kegiatan penanganan HIV/AIDS, membuat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Singkawang resah. Sebab, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di lapas masih memerlukan perhatian dari lembaga terkait.

Kondisi ini menjadi dasar digelarnya pertemuan lintas sektoral di Lapas Singkawang, Senin (21/6). Pertemuan ini diikuti LSM yang bergerak dalam penanganan HIV/AIDS, Komisi Pemberantasan AIDS (KPA), puskesmas yang menjadi rujukan lapas, Dinas Kesehatan dan PMI Kota Singkawang. Hasil pertemuan akan disampaikan kepada instansi pemerintah, termasuk DPRD Singkawang.

Project Officer HIV/AIDS PMI Kota Singkawang Heri mengatakan, kegiatan ini merupakan koordinasi lintas sektoral. “Tidak hanya membahas HIV/ADIS, tapi juga penyakit lain yang ada di lapas,” katanya kepada wartawan usai pertemuan.

Didampingi rekannya, Ria dan Ani, Heri mengungkapkan ada beberapa isu yang disampaikan dalam pertemuan ini. Diantaranya, selama ini LSM-LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS sudah lama tidak menjalin koordinasi dengan pihak lapas, sehingga pembinaan terhadap ODHA di lingkungan lapas terasa kurang. “Untuk sekarang akan kita jalin kembali hubungan tersebut,” ucapnya.

Kemudian, mengenai rencana VCT massal di Lapas Singkawang juga menjadi isu hangat. Sebab, selama ini VCT yang dilakukan di lapas hanya untuk mengambil sample saja, tidak secara keseluruhan. “Ini dilakukan karena lapas merupakan institusi khusus yang memiliki warga binaan yang sangat spesifik,” terangnya.

Keberadaan konselor yang kini juga kurang dilakukan, diharapkan para konselor bisa kembali membina ODHA, sehingga mereka bisa membuka diri. PMI tegas Heri, ingin membantu lapas dalam memberikan pemahaman tentang masalah ini. PMI akan memberikan pelatihan dan pembekalan terhadap 12 staf lapas yang punya kompetensi. Tujuannya, agar lapas memiliki kemampuan sebagai pendamping atau fasilitator.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II B Kota Singkawang Setia Budi Irianto saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, pertemuan ini memang dilakukan untuk membahas permasalahan tentang HAI/AIDS dan masalah kesehatan yang terjadi di lapas. Mengenai keberadaan VCT, Budi juga mengakui kalau selama ini hanya dilakukan berdasarkan sample saja. Padahal, pihaknya ingin VCT dilakukan secara keseluruhan.

Selama tahun 2010 paparnya, VCT dilakukan hanya dua kali. Dimana sample yang diambil hanya 16 orang saja. Dan berdasarkan data lapas, ada dua warga binaan yang teridentifikasi ODHA. Makanya, ia berharap VCT dapat dilaksanakan secara keseluruhan untuk semua napi dan tahanan yang ada. “Keluhan mereka selama ini adalah masalah pendamping dan obat-obatan,” ujar Budi didampingi Kasi Pembinaan dan Pendidikan Syech Walid, serta Kepala Keamanan Lapas Varianto.

Mengenai KPA, Budi menjelaskan pihaknya menolak keinginan KPA yang akan memberikan jarum suntik dan kondom secara gratis. Sebab kata Budi, Lapas Singkawang merupakan lapas umum dan tidak diperbolehkan adanya penyembuhan melalui jarum suntik. “Itu hanya dilakukan di lapas khusus untuk narkoba,” terangnya.

Oleh sebab itu, ia berharap pertemuan ini dapat mencarikan solusi bagi semua permasalahan yang dihadapi. Keberadaan LSM di bidang HIV/AIDS diakuinya, bisa memberikan motivasi kepada ODHA dan VCT bisa dilakukan secara keseluruhan. “Hasil pertemuan ini akan dibawa ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Pemkot dan Dewan, agar masalah ini bisa dibicarakan, terutama apabila bantuan dunia sudah berakhir,” pungkasnya.

source: equator-news.com Selasa, 22 Juni 2010

No comments:

Post a Comment