Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Monday, June 13, 2011

Lapas Ciptakan Homo dan Lesbian

gambar ilusi
Bandar Lampung
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) kelas IA Bandar Lampung Tomi Hendri mengatakan, lembaga pemasyarakatan (Lapas) secara tidak langsung menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki penyimpangan seksual. Alasannya, Lapas tidak menyediakan ruangan khusus atau kamar biologis.

"Secara tidak langsung Lapas itu sudah menciptakan homo-homo baru, terjadilah prilaku seks menyimpang itu, apalagi yang dihukum bertahun-tahun. Jadi pandai-pandai mereka lah menyalurkan hasrat seksualnya," ujar Tomi di ruang kerjanya kepada Tribun, Sabtu (11/6/2011).

Tomi berharap kamar biologis bisa segera terealisasi, karena jika dibiarkan tingkat emosional para tahanan akan meningkat karena kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi.

Sejauh ini, Lapas belum mengizinkan narapidana (napi) memenuhi kebutuhan biologisnya, meski sudah menunjukkan surat nikah. Namun, Tomi mengaku pihaknya sudah pernah menikahkan napi beberapa waktu lalu. "Belum kita izinkan untuk itu, cuma menikahkan napi pernah di sini, kita panggil penghulu, selesai nikah ya pasangannya pulang. Nah, kapan pelaksanaannya untuk itu, ya nanti kalau sudah bebas," ungkapnya.

Tomi mengatakan, jika Lapas melaksanakan kebijakan tersebut tanpa sepengetahuan kantor pusat, kegiatan itu akan dianggap ilegal oleh masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Selain itu, masih ada pro dan kontra di tengah masyarakat mengenai penyediaan kamar biologis di Lapas atau rumah tahanan. "Kok dikasih enak-enak padahal kan harusnya dihukum," ujar dia.

Terlepas pro dan kontra, Tomi berharap kamar biologis bisa segera terealisasi agar tidak terjadi penyimpangan seksual di dalam penjara. Dia mengaku memiliki wacana untuk mengadakan seminar tentang kehidupan seksual warga binaan yang sudah berkeluarga dan ingin mengundang dokter, psikolog, dan alim ulama untuk membahasnya.

Bila terealisasi, Tomi kembali berharap pemerintah bisa memfasilitasi kamar biologis dengan layak. "Kan kita manusiawi, jadi yang layaklah tempatnya, tapi ya itu tadi, nanti kalau kita berikan fasilitas itu, nanti masyarakat bilang 'wah enak banget napi dikasih fasilitas itu'," ujar dia.

Meski sarana dan prasarana serta tenaga SDM yang belum memadai, namun Tomi mengaku siap untuk segera melaksanakan kebijakan tersebut. "Soal pelaksanaan bisa diatur di sini. Sistemnya kita siapkan, tentunya bagi yang sudah menikah. Untuk fasilitasnya haruslah yang layak, karena kan kita sebagai manusia yang punya rasa, jadi kita nggak bisa melakukannya di tempat yang seadanya," ungkapnya.

sumber: tribunnews.com, Senin, 13 Juni 2011

No comments:

Post a Comment