Siapa sangka tempat buangan sampah masyarakat jaman kerajaan di Mataram ini menjelma sebagai tempat wisata yang dirindukan banyak turis. Adalah Gili Trawangan dahulunya sebagai lokasi penampungan narapidana ketika penjaranya penuh. Berdasarkan catatan sejarah, ada 350 narapidana berbagai kasus kriminal yang dibuang ke sana.
Baru sekitar 1970-an pulau ini dikunjungi penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap. ''Kami baru membuka kawasan ini menjadi daerah wisata sejak 80-an. Sebelumnya kalau ada bule yang datang ke sini, dikejar-kejar warga karena disangka penjajah yang ingin kembali berkuasa di Indonesia,'' kata Harun, penduduk lokal yang bekerja sebagai staf di Lumbung Cottage tempat saya menginap.
Sewaktu perang dunia kedua, lanjut Harun, pulau ini juga dijadikan tempat pertahanan Jepang agar pasukan sekutu tidak bisa leluasa masuk. ''Di atas bukit, ada gua-gua yang dibangun oleh Jepang,'' katanya.
Saat ini Gili Trawangan setiap bulannya dikunjungi oleh 9.000 wisatawan mancanegara dan 12.000 wisatawan nusantara.
Maka dari itu, ada wacana dari Pemerintah Kabupaten Lombok Utara untuk membuat kawasan ini seperti di Pulau Sentosa, Singapura, dan pegunungan di Belanda dengan membuat kereta gantung sebagai jembatan udara menghubungan kawasan wisata alam Puncak Pusuk dengan ketiga gili. Untuk investasi fasilitas tersebut, sudah ditawarkan kepada pengusaha asal Jerman dan Qatar.
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Komunikasi Informasi KLU Eko Suranto mengatakan, jalur ketera gantung Pusuk – Pemenang – Bangsal – Gili Air – Gili Meno – Gili Trawangan membutuhkan sembilan stasiun. Dari Pusuk ke Pemenang jaraknya tujuh kilometer, Pemenang – Bangsal satu kilometer, dan Bangsal – Gili Trawangan jarak lautnya lima mil.
Bukan cuma itu, pemerintah daerah juga mengajukan investasi fasilitas hotel terapung yang dilengkapi transportasi udara menggunakan pesawat ampibi.
Pemerintah daerah percaya investasi itu dapat menambah daya tarik berkunjung ke sana. Penawaran terbuka secara resmi telah dilakukan pada penyelenggaraan Tourism Indonesia Mart (TIME) atau pasar wisata Indonesia 2010 yang berlangsung 15 Oktober lalu di Gili Trawangan dan kawasan wisata Senggigi yang dihadiri Menteri Kebudayaan dan Parawisata Jero Wacik.
Beberapa pengusaha wisata lokal saat ditemui mengaku senang atas penawaran investasi itu. Namun mereka meminta agar investasi itu diatur sehingga tidak mengurangi pendapatan pengusaha transportasi perahu, dan merusak lingkungan di kawasan ketiga gili yang sangat indah itu.
sumber: mediaindonesia.com, Minggu, 07 November 2010
No comments:
Post a Comment