Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Friday, September 30, 2011

Dosen Asing Gelar 'Kuliah' di Lapas Kerobokan

Denpasar
Pelatihan, bahkan kuliah di balik sel penjara bukan hal yang baru di Indonesia. Namun, ada yang berbeda di Lapas Kelas III Kerobokan, Denpasar. Lapas terbesar di Bali itu menggelar pelatihan dan keterampilan khusus untuk para warga binaannya. Tak tanggung-tanggung, Lapas Kerobokan mendatangkan dosen filsafat asal Norwegia.

"Sebanyak 20 napi asing dan WNI ini, bakal dibimbing dosen bidang filsafat dari Norwegia. Selain itu, mereka belajar wirausaha dan medis yang merupakan kerjasama dengan sebuah Universitas di Australia,” kata Kepala Lapas Kerobokan, Denpasar, Siswanto, Rabu 28 September 2011.

Siswanto mengatakan, para napi yang terpilih akan mendalami berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang akan berguna bagi mereka, kelak selepas dari penjara. "Dengan mengikuti program ini bisa menjadi bekal di dunia kerja bagi mereka kelak setelah keluar dari penjara atau juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan," harap Siswanto.

Mereka yang beruntung mendapatkan pelatihan itu di antaranya adalah tiga terpidana seumur hidup dalam kasus narkoba atau yang dikenal anggota Bali Nine. Ketiga anggota Bali Nine asal Australia itu masing-masing Myuran Sukumaran, Scott Anthony Rush, dan Martin Eric Stephen. Mereka mengikuti program "Medical and Bisnis Plan Trainer".

Mengapa tetap ikut pelatihan meski terancam dibui seumur hidup? Salah seorang terpidana seumur hidup, Scot Rush, mengutarakan alasannya. Ia punya harapan terpendam: program ini akan membukakan jalan, hukuman seumur hidupnya diubah menjadi 20 tahun penjara.

Lewat kegiatan ini, diharapkan para warga binaan bisa menemukan dirinya sendiri dan bisa berguna bagi masyarakat di sekitarnya. Mereka yang terpidana seumur hidup, jika berkelakuan baik akan diajukan untuk pengurangan hukuman. Dalam kesempatan itu, kedua orang tua Scott Rush menyerahkan electronik book yang diharapkan bisa mendukung kegiatan belajar para napi.

sumber: vivanews.com, Rabu, 28 September 2011

No comments:

Post a Comment