Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Friday, November 13, 2009

Sejarah Indramayu

Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bagelen Jawa Tengah bernama Raden Arya Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit, sedang Tumenggung Gagak Singalodra sendiri adalah keturunan Nyi Ageng Bagelen yang menjadi salah satu barisan juru wisik untuk membaca masa depan di lingkaran kerajaan Mataram, dengan demikian Raden Arya Wiralodra bukan orang sembarangan, ia ditugaskan dalam "misi khusus" membebaskan dari kekuasaan Padjajaran oleh kerajaan Mataram untuk membuka daerah di lembah Cimanuk, dalam tapa baratanya di kaki Gunung Sumbing mendapat wangsit.

"Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah disana". Demikianlah bunyi wangsit itu.

Raden Arya Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Dharma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum / Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya.


Pedukuhan tersebut berkembang dan diberi nama "Darma Ayu" oleh R. Wiralodra yang di ambil dari nama seorang wanita yang di kagumi karena kecantikan dan kesaktiannya "Nyi Endang Darma", serta dapat diartikan "Kewajiaban Yang Utama" atau "Tugas Suci".

Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama "Darma Ayu" yang kemudian berubah menjadi "Indramayu", setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jumat Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi Indramayu.


Setelah 1527, Daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi :

*Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal.

*Propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jati tujuh.

*Propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur.


Masuknya Kompeni di Indramayu.

Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon.

Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian kesultanan Cirebon dan bagian baratnya termasuk dalam wilayah kerajaan Mataram.

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada zaman kompeni menjadi ajang masuk pertempuran segitiga antara kompeni, Mataran dan Banten. Tahun 1706, Indramayu jatuh kedalam kekuasaan kompeni Belanda seluruhnya seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Indramayu mempunyai perjalanan yang sama berada dalam kekuasaan penjajahan.

(sumber text: jabar.go.id)

(Artikel ini tidak memiliki referensi sumber, sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.)

No comments:

Post a Comment