Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar trenyuh dengan kondisi Lembaga Pemasyarakatan Anak dan Wanita Pakjo Palembang yang sudah tidak layak.
“Saya prihatin kondisi lapas yang sudah terlalu sempit dan para napi kesulitan air bersih. Ternyata sudah sejak lama mereka kekurangan air,” kata Patrialis yang mengaku menangis saat berdialog dengan napi wanita, Senin (21/6) pagi.
“Kami cuma mendapat jatah dua ember air setiap hari,” ujar salah satu tahanan saat berdialog dengan Patrialis Akbar.
Patrialis pun meminta kepada Kepala Lapas Pakjo Ilham yang mendampinginya untuk berkoordinasi dengan Pemda setempat sehingga kesulitan air bersih bisa teratasi.
Menurut Menkumham, Pemerintah akan berupaya memperbaiki kondisi semua Lapas yang ada sehingga upaya pembinaan napi bisa berjalan dengan baik.
Saat dialog dengan narapidana terungkap bahwa air bersih yang dikirim ke Lapas Pakjo Palembang setiap hari hanya dua mobil isi 5.000 liter dan air tersebut dibagikan kepada penghuni dengan jatah dua ember per hari.
Berdasarkan data penghuni lembaga pemasyarakatan wanita Pakjo Palembang sekarang ini tercatat sebanyak 136 orang. Patrialis mengimbau agar para tahanan selalu berbuat baik dan jangan mengulangi perbuatan yang melanggar hukum.
Setelah meninjau Lapas Pakjo, Menkumham didampingi pejabat di lingkungan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumsel meninjau Rumah Tahanan Merdeka. Di tempat itu Menkumham melanjutkan sidak ke Rutan kelas I di Jl Merdeka. Ia diterima kepala Rutan Gede Acha.
Ia juga menemukan kondisi rutan yang melebihi kapasitas tampung sehingga membuat kurang nyaman bagi penghuninya. Terkait kapasitas Lapas dan Rutan yang terbatas itu, Patrialis mengatakan, dalam waktu dekat ini diharapkan Rumah Tahanan di Mata Merah Palembang akan selesai pembangunannya sehingga penghuni di Rutan Merdeka dan Lapas Pakjo akan pindah ke sana.
Sebagai langkah awal penanggulangan masalah air, ia memerintahkan pihak Lapas untuk memperhatikan kebutuhan air bagi para tahanan. Ia menjamin dalam minggu ini, kebutuhan air di Lapas wanita dan anak Pakjo sudah lancar meskipun harus dibeli.
Dananya akan ia carikan di pusat serta akan dikordinasikan dengan Gubernur Sumsel Alex Noordin dan Walikota Palembang Edy Santana Putra.
“Saya yakin pak gubernur sudah tahu kondisinya dan peduli dengan warganya sendiri,” tambah Patrialis.
Penghuni Lapas Rutan Merdeka saat ini berjumlah 902 orang. Jumlah itu dua kali lipat dari daya tampung sebenarnya yang berjumlah 480 orang. Sedangkan di Lapas wanita Pakjo Palembang tercatat 136 orang juga sudah kelebihan kapasitas tahanan.
Diky dapat dukungan saat berkunjung ke LP Pakjo, Patrialis juga sempat mendatangi Diky. Diky adalah Sipir Rutan Merdeka, tersangka pembunuhan salah seorang napi yang hendak melarikan diri, Senin (26/4) lalu.
Ia menyatakan dukungannya agar Diky bisa segera bebas, untuk itu ia akan segera membicarakan hal ini dengan Kapolri Jenderal Bambang Danuri.
Sebab jika kasus ini tetap diproses, maka akan mematahkan semangat petugas lainnya di seluruh Indonesia saat mengambil tindakan tegas terhadap napi yang hendak melarikan diri.
Tempat sasaran mengomentari wacana agar Satgas Mafia Hukum segera dibubarkan ditanggapi serius oleh Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Ia mempertanyakan siapa yang meminta dibubarkan dan kenapa diminta dibubarkan serta relevansi dibubarkan. Menurutnya kinerja Satgas Mafia hukum hingga saat ini sudah tepat sasaran.
Menurutnya Satgas Mafia hukum merupakan salah satu cara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagi kepala negara, dalam upaya memberantas korupsi dan mafia hukum di Indonesia.
Satgas Mafia Hukum bukanlah lembaga negara, sehingga tidak ada satu pun aturan hukum yang dilanggarnya.
“Saya menduga orang-orang yang takut kasusnya terungkap yang mencuatkan wacana pembubaran Satgas Mafia Hukum,” ujar Patrialis.
source: sripoku.com Selasa, 22 Juni 2010
No comments:
Post a Comment