menkumham (kemenkumham.go.id) |
Peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia tidak hanya sekedar peringatan seremonial saja. “Makna yang lebih penting dari peringatan tersebut adalah bagaimana agar nilai-nilai HAM dapat terintegrasi dalam perilaku berbangsa, bernegara dan bermasyarakat,” ujar Menkumham Patrialis Akbar, saat membuka resmi peringatan hari HAM sedunia, Jakarta, (20/12).
Peringatan hari HAM yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal HAM, Kemenkumham, mengangkat tema “Perlindungan Anak Terlantar dalam Pengentasan Kemiskinan”. Tema yang diusung ini muncul dari kekhawatiran terhadap besarnya angka kemiskinan di tahun 2010 yang berjumlah 32 juta jiwa (14,4%).
Batasan kemiskinan tidak terbatas sekedar pada ketidakmampuan ekonomi. Kemiskinan artinya juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. “Kemiskinan merupakan masalah multi dimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi antara lain tingkat pendapatan dan kesehatan,” kata Menkumham.
Menkumham juga mengatakan bahwa HAM harus selalu ikut serta dalam penegakkan hukum. Bahkan lebih luas lagi, HAM juga wajib hadir dalam implementasi negara yang demokratis. “Hukum, politik, dan HAM harus serasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menkumham menerangkan bahwa di tahun 2015 e-passport mulai dilaksanakan. Uji coba pelaksanaan e-passport akan dilakukan di tahun 2011. “Nantinya, otomatis setiap passport lama akan diganti dengan e-passport,” terang Menkumham, menjawab wartawan mengenai implementasi e-passport.
Menkumham mengajak agar melalui peringatan hari HAM untuk meningkatkan pelaksanaan HAM di masing-masing institusi. Peringatan hari HAM sedunia yang ke-62 di tahun 2010, diperingati Kemenkumham bersama Uni Eropa, Kedutaan Besar Swiss, dan Unicef. Acara peringatan tersebut diisi dengan kegiatan seminar, pameran, pertunjukkan teater, dan pemutaran film.
sumber: kemenkumham.go.id, Selasa, 21 Desember 2010
No comments:
Post a Comment