Cool Blue Outer Glow Pointer

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Monday, December 20, 2010

Napi Kasus Pembunuhan Buat Tasbih Raksasa - Masuk Rekor MURI

Malang
Luar biasa apa yang dihasilkan warga binaan Lapas kelas 1 Lowokwaru Malang. Puwiantoro, salah satu penghuni, mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membuat tasbih raksasa, terpanjang, dan terberat di dunia.

Sertifikat dari kantor MURI itu diberikan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Untung Sugiono, Senin (20/12/2010) sekira pukul 11.00 WIB di Lapas kelas 1 Lowokwaru Malang.

“Kalau di luar Lapas bisa berpestasi, mengapa di dalam harus tidak bisa. Ini yang menjadi keinginan saya membuat tasbih terpanjang dan terberat itu. Selain itu agar saya tak lama jadi penghuni lapas ini,” ujar Puwiantoro sembari tersenyum bangga memegang sertifikat dari MURI yang diterimanya.

Tasbih yang dibuat Puwiantoro beratnya mencapai 4.150 kilogram, banyaknya berjumlah 102 buah, dengan ukuran diameter 30-40 cm. “Itu dibuat selama 2 bulan lamanya. Yang saya ajak membuat tasbih itu sebanyak 5 orang,” akunya.

Dilakukan penilaian oleh Rekor MURI pada November 2010 lalu. “Saat ini sertifikatnya baru keluar dan diberikan kepada saya. Sebelum saya masuk Lapas, saya memang hobi berkreasi. Saat ini saya terapkan disini,” aku pria yang terkena kasus pembunuhan istrinya sendiri itu dengan mendapat vonis 15 tahun.

“Saya itu mau bunuh diri dengan istri, karena mertua saya tidak setuju istri saya itu nikah dengan saya. Akhirnya, saya dan istri saya itu, nekat bunuh diri. Namun, saat bunuh diri, istrinya saya meninggal, saya yang masih hidup. Akhirnya saya yang dihukum karena saya tidak mati,” akunya.

Tasbih terpanjang dan terberat itu ditaruh tepat di depan Masjid Al Taubah Lapas Lowokwaru Kelas 1 Malang. Ditanya bahan tasbihnya, Puwiantoro mengaku, terbuat dari semen, sisa limbah keset, 8 kg kalsium, dan 8 kg lem.

Adapun berat bola karet tersebut adalah 127 kilogram, dengan diameter 67 cm, dan banyak karetnya berjumlah 279.400 biji. Bola tersebut juga dipajang di depan Masjid Al Taubah, berjejer dengan tasbih terpanjang dan terberat yang juga karyanya itu.

Prestasi yang dihasilkan Puwiantoro tidak hanya tasbih terpanjang dan terberat itu, namun, ia juga mendapat sertifikat MURI pembuatan bola karet yang terbuat dari karet gelang yang dijadikan tali nasi.

“Karena di Lapas ini banyak karet, saya kumpulkan jadi bola karet terbesar itu. Ide itu muncul, setelah saya melihat banyak warga binaan yang membuat bola dari karet itu, tapi bentuknya kecil. Lalu saya manfaatkan jadi bola karet besar yang memecahkan rekor MURI itu. Alhamdulillah tercapai,” kata pria yang sebelumnya menjadi guru di SDN Pujon Kulon 2 Kabupaten Malang ini.

Lebih lanjut pria yang beralamat d Jl Cemara Kipas, Desa Sidomulyo Kecamatan Bumiaji Kota Batu itu, mengaku, dengan prestasi yang dilakukannya selama berada di Lapas itu, ia sudah mendapat remisi sebanyak 22 bulan.

“Itu diberikan saat lebaran dan momen lainnya yang ada remisinya,” kata pria yang mengaku mantan petinju tahun 1975 hingga 1981 ini.

sumber: inilah.com, Senin, 20 Desember 2010

No comments:

Post a Comment