Tiga hari pascapelarian narapidana dari Rumah Tahanan (Rutan) Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), polisi terus memburu tujuh napi yang belum tertangkap.
Bahkan napi Hendro alias Suriadi (40), warga Desa Simo Kecamatan Porong Sidoarjo yang merupakan otak kaburnya para napi, terdeteksi berada di perbatasan Kabupaten OKUS dengan Kabupaten Lampung Barat, Selasa (20/9).
Keberadaan Hendro yang merupakan desersi TNI dengan pangkat terakhir prajurit satu ini, terendus di Desa Ruos Kecamatan Buay Rawan Kabupaten OKUS sekitar pukul 08.00. Namun, sekitar pukul 11.00 keberadan Hendro yang membawa senjata api milik Arpan, sipir Rutan Muaradua yang tewas ditembak, berada sekitar 31 kilometer (km) dari titik awal.
Saat kejadian, Hendro sempat menodong Eko Saputra pengemudi truk pasir untuk melarikan diri ke Desa Pendagan Kecamatan Muaradua. Selain Hendro, polisi juga mendapat laporan adanya tiga orang yang mencurigakan berada di Desa Ruos Kecamatan Buay Rawan, masing-masing napi Ridwan Jauhari (32), warga Desa Kota Karang Kecamatan Buay Sandang Aji, Firmansyah alias Walidin (21) warga Desa Peninggiran Kecamatan Tiga Dihaji, dan Hendrawansyah alias Hendri (31) warga Tebing Babat Kampung Jati Kelurahan Batu Belang Kecamatan Muaradua.
Pengejaran para napi ini langsung dipimpin Kapolres OKUS AKBP Azis Saputra. Hingga Selasa malam, polisi masih menyisir hutan yang diduga menjadi tempat persembunyian para napi.
Basri (44), warga Desa Ruos, mengatakan, Selasa pagi, sekitar pukul 08.00, warga bernama Jauhari melihat tiga orang pria berjalan di kebun milik Jumadi di daerah Sekunyir. Salah satu dari ketiga pria itu berjalan dengan kondisi terpincang-pincang.
“Melihat itu Jauhari langsung lapor Kades, dan sekarang bersama polisi mengejar keberadaan orang yang diduga napi itu. Kalau ditelusuri hutan itu bisa tembus ke Kecamatan Tiga Dihaji dan Kecamatan Buay Sandang Aji,” ujarnya.
Kapolres OKU Selatan AKBP Azis Saputra, mengaku masih melakukan pengejaran dan belum ada informasi perkembangan dari pengejaran yang dilakukan polisi. “Belum, ini sekarang lagi melakukan penyisiran di hutan,” kata Kapolres.
Perburuan dilakukan polisi terhadap tujuh orang napi yang kabur dari rutan. Mereka adalah Hendro alis Suriadi (40), Imam Arifin (21), Ridwan Jauhari (32), Dedi Irawan (27), Firmansyah alias Walidin (21), Hendrawansyah alias Hendri (31), dan Kisman alias Kailani (32).
Dipanggil Dewan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten OKUS dalam waktu dekat akan meminta penjelasan dari pihak Rutan Muaradua "Sifatnya kita hanya berkoordinasi, jadi kita akan undang pihak rutan untuk memberikan penjelasan sehingga jika ada kekurangan baik dari sistem pengamanan maupun fasilitas yang ada bisa sama-sama ditanggulangi," ujar Ketua DPRD Kabupaten OKUS Sri Mulyadi Selasa (20/9).
Sri Mulyadi menilai harus ada peningkatan system pengamanan di Rutan Muaradua, sehingga diperlukan koodinasi antarpihak. “DPRD Kabupaten OKUS melalui Komisi I akan memfasilitasi. Sekarang masyarakat resah karena ada napi yang kabur sambil membawa senjata api. Masuknya senpi ke dalam rutan ini juga menjadi pelajaran bagi petugas rutan sendiri," tutur Sri Mulyadi.
Diakui Sri Mulyadi, kurangnya koordinasi pihak Rutan Muaradua dengan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kendala di dalam rutan tidak diketahui. Misalnya, kurangnya pasokan air bersih hingga para napi harus mengambil air keluar sel tahanan.
sumber: inilah.com, Rabu, 21 September 2011
hmmm sudah tertangkap kah???
ReplyDelete