Badan Narkotika Nasional akan terus mengintensifkan operasi khusus narkoba di dalam seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Hal itu dilakukan, mengingat semakin maraknya peredaran narkoba yang dikendalikan narapidana di dalam Lapas.
"Ya tentu akan lebih diintensifkan di dalam Lapas. Apalagi, kalau sudah kami temukan indikasi ke sana," kata Kepala Pelaksana Harian BNN Gories Mere di Jakarta, Selasa 28 Juni 2011.
Menurut Gories, operasi tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, namun pihaknya akan lebih mengintensifkannya. "Jaringan sindikat peredaran narkotika bersifat global berkeliaran di wilayah nasional, terutama di dalam negeri," ungkap dia.
Namun demikian, ia tak bersedia membeberkan wilayah mana yang sedang diincar BNN, termasuk Lapas yang menjadi peredaran Narkoba. "Kalau dikasih tahu nanti mereka kabur, atau menghilangkan barang bukti. Yang pasti kami tetap kerja sama dengan Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham," katanya lagi.
Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Untung Sugiyono mengatakan siap bekerjasama dengan BNN. "Tentunya kami akan cari solusi yang ideal sehingga kasus seperti ini bisa diatasi," katanya.
Namun, ia berharap dalam menjalani operasi serupa kedepannya perlu adanya perbaikan dari segi mekanisme dan teknik penggrebekan, agar peristiwa kerusuhan di LP Kerobokan tidak terulang kembali.
Kerusuhan di Lapas Kerobokan terjadi saat BNN akan mencokok Riyadi, bekas anggota Densus 88 yang diduga sebagai bandar narkoba dalam Lapas. Namun, para napi bereaksi dan merusuh. Akibatnya, kerugian yang timbul ditaksir mencapai Rp1 miliar.
Pihak Lapas akan mengajukan klaim kerusakan itu kepada BNN. Namun, sejumlah anggota Komisi III di DPR menegaskan bahwa BNN tidak perlu memberi ganti rugi atas peristiwa itu.
sumber: vivanews.com, Selasa, 28 Juni 2011
No comments:
Post a Comment